Hampir 20 tahun setelah kepergian Tino Sidin, Sang Guru Gambar yang terkenal lewat acaranya di TVRI periode 70-80an itu, didirikan museum dan galeri yang tidak hanya sebatas tetenger, namun juga sebagai wujud dari suatu cita-cita yang dilanjutkan. Museum ini didirikan di rumah Tino Sidin di Kadipiro, Bantul, dengan nomor rumah 297 dan jalan di depannya juga dinamai sesuai dengan nama Sang Guru Gambar. Kini setelah lebih dari 3 tahun berjalan, Museum Taman Tino Sidin (Museum TTS)banyak hal yang telah dilalui hingga berjalan seperti sekarang ini.
Sebagai museum yang mengangkat tokoh sebagai temanya, Museum TTS memiliki tempat tersendiri di hati pengunjungnya, inilah yang menjadi kekuatan dari sosok Tino Sidin yang masih terasa hingga sekarang. Bagi pengunjung kalangan orang dewasa, yang masa kecilnya berada pada era 80-90an pasti akan sangat mengenal Tino Sidin dan aktivitasnya di TV maupun di kegiatan menggambar waktu itu, mereka tentu merasa bangga karena pernah diajar beliau, bahkan tidak jarang ada yang menyimpan beberapa kenangan yang berkaitan dengan Tino Sidin, seperti foto bersama, tanda tangan, buku, kaos, hingga karya mereka yang pernah dibacakan di acara TV beliau. Untuk mempertajam ingatan-ingatan mereka akan bagian masa kecilnya tentang Tino Sidin dan menggambar, museum dapat menjadi sasaran utama, karena museum secara penuh mampu mengakomodasi kebutuhan tersebut, ditambah dengan kisah-kisah serta fakta lain dari kehidupan seorang Tino Sidin menjadikan pengunjung dari kalangan tersebut memperoleh wawasan baru yang masih berkaitan.
Bagi anak-anak jaman old yang kini mungkin sudah berkepala empat atau lima, berkunjung ke museum TTS tidak hanya sekadar mengenang Tino Sidin saja, di dalamnya tersimpan tujuan yang jauh lebih mulia; apresiasi dan rasaterima kasih terhadap jasa-jasa Tino Sidin dalam mempengaruhi tumbuh kembang masa kecil mereka yang akhirnya berdapak besar bagi kehidupan mereka di masa kini. Setidaknya banyak dari murid-murid Tino Sidin di masa lalu, sekarang menempati posisi penting dalam masyarakat, tidak hanya sebagai seniman, namun juga bidang-bidang di luar itu.
