“Adakah kuase pada keris?”, itulah pertanyaan yang muncul dari bibir Sri (19), seorang mahasiswi dari jurusan Kajian Asia Tenggara (South East Asian Studies) University of Singapore (NUS), ketika bertamu ke (museum) TeMBI Rumah Budaya (5/7). Bersama keduabelas teman dan dua orang dosen pendampingnya gadis berdarah melayu ini datang ke Indonesia untuk mempelajari relasi kebudayaan Jawa dengan histori Asia Tenggara. Tak hanya belajar mengenai keris beserta segala fungsi dan tradisinya, rombongan tamu NUS ini juga mencoba mengenal lebih dalam beberapa kebudayaan masyarakat Jawa lainnya. Di hari yang sama, di pendhapa (museum) TeMBI Rumah Budaya, mereka juga belajar memainkan alat musik gamelan. Selain itu di panggung Sagan (museum) TeMBI Rumah Budaya rombongan ini juga mempelajari pencak silat dan segala filosofinya. Kehadiran rombongan tamu dari Singapura di (museum) TeMBI Rumah Budaya ini adalah sebuah bukti bahwa visi museums for sustainable society di Yogyakarta bukanlah sekedar mimpi.
(berita&ilustrasi: Adiwena)