Telp. (0274) 562628 Fax. (0274) 564945
English Bahasa Indonesia

LAPORAN ORIENTASI LAPANGAN PELATIHAN PERMUSEUMAN GURU MATA PELAJARAN SEJARAH TINGKAT SMA DKI JAKARTA 9-12 MEI 2015


event 10 Desember 2015

1. Rombongan peserta orientasi lapangan pelatihan permuseuman Guru Mata Pelajaran Sejarah Tingkat SMU berangkat pukul 07.00 menggunakan kereta api Fajar Utama tujuan Yogyakarta-Jakarta dan sampai Jakarta pukul 17.00 WIB (kedatangan tidak sesuai dengan jadwal sebelumnya pukul 15.00 WIB, dikarenakan terdapat gangguan di Stasiun Jatinegara).

2. Sampai di Stasiun Pasar Senen, rombongan beberapa kelompok dengan didampingi oleh pendamping dari Dinas Kebudayaan untuk menaiki Taxi menuju Hotel Ibis Style Mangga Dua Square. Malamnya, rombongan makan malam di Es teller 77 Mangga Dua Square.

3. Pada hari Minggu, 10 Mei 2015 rombongan bersiap untuk perjalanan ke Monumen Nasional (Monas), namun terlebih dahulu sarapan pagi di hotel.

 

4. Monumen Nasional
Rombongan dipandu oleh bapak Yono dengan pertama berkeliling ke Monumen Nasional, adapun lokasinya yaitu :
• Pelataran Puncak (lantai 3)
Dengan menggunakan lift para rombongan dapat menuju ke puncak tertinggi Monumen nasional yaitu pelataran puncak dan Api Kemerdekaan. Ditempat tersebut peserta dapat melihat panorama Jakarta lebih dekat.
• Ruang kemerdekaan
Di dalam ruangan tersebut, rombongan melihat naskah teks proklamasi yang disimpan dalam kotak kaca.
• Ruang Museum Sejarah Nasional
Di ruang Museum Sejarah Nasional, pengujung dapat melihat diorama sejarah perkembangan bangsa Indonesia. Dari zaman purbakala, kerajaan di Indonesia, perjuangan merebut kemerdekaan pada masa penjajahan Belanda dan Jepang.

5. Museum Gajah
Rombongan berjalan kaki dari Monumen Nasional ke Museum Gajah dikarenakan jarak dari Museum Gajah tidak terlalu jauh dari Monumen Nasional. Di Museum Gajah, rombongan dipandu oleh Mas Indra, Mas Dwi dan Mas Didik. Rombongan dipandu ke beberapa ruang pamer di Museum Gajah, yaitu :
• Ruang manusia dan lingkungan
Di dalam ruangan ini dapat dilihat mengenai perkembangan manusia purba di Indonesia
• Ruang ilmu pengetahuan teknologi dan ekonomi
Ruangan ini menampilkan mengenai teknologi pendukung yang digunakan manusia
• Ruang sosial dan pola pemukiman
Di dalam ruang pamer ini, dapat dijumpai mengenai pembagian strata sosial masyarakat, bentuk pemukiman, dan tata cara penguburan dari batu.
• Ruang emas dan keramik
Pada ruang emas dan keramik terdapat berbagai koleksi temuan dari beberapa artefak temuan di Indonesia pada masa kerajaan-kerajaan di Indonesia. Selain itu, keramik koleksi yang terdapat di ruang pamer ini merupakan hasil pengangkatan kapal tenggelam dari kerajaan China yang tenggelam di perairan Indonesia.
• Ruang arca
Didalam ruangan pamer ini, pengunjung dapat melihat hasil budaya yang terbuat dari bahan batu. Arca-arca yang terdapat pada Museum Gajah merupakan hasil temuan di Indonesia dan meruapakan peninggalan pada masa kejayaan kerajaan di Indonesia.

6. Setelah mengunjungi Monumen Nasional dan Museum Gajah, rombongan beristirahat dan makan siang di Rumah makan Riung Sari. Sesudah makan siang, rombongan kembali menuju hotel, namun ada beberapa rombongan yang ke Pasar Pagi. Karena sifatnya acara bebas, jadi tidak banyak peserta yang mengunjungi Pasar Pagi Jakarta.

7. Orientasi pada hari Senin, 11 Mei 2015 terlebih dahulu peserta sarapan di hotel. Setelah sarapan selesai kemudian berangkat menuju ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII), untuk mengunjungi ke beberapa museum di sekitar TMII. Pada saat perjalanan, dari peserta pelatihan yaitu bapak Heru menyampaikan pengalaman beliau selama di Jakarta. Terutama kesan-kesan pada saat beliau dan beberapa peserta pelatihan berkunjung ke Ancol dan Tugu Proklamasi.

8. Museum Komodo
Didalamnya terdapat koleksi hewan reptil seperti komodo, ular, dan kura-kura yang terdapat pada halaman luar museum. Sedangkan di dalam museum terdapat hewan-hewan yang sudah diawetkan seperti jenis serangga, kerang-kerangan, ular, harimau dan berbagai jenis hewan herbivora.

9. Museum HAKKA Indonesia
Kunjungan pada hari Senin, 11 Mei 2015. Karena museum tutup, jadi rombongan hanya dapat melihat koleksi museum yang tedapat di halaman luar dari Museum HAKKA Indonesia, seperti tugu batu bertuliskan huruf China.

10. Museum Pusaka
Didalam Museum Pusaka, rombongan melihat sejarah perkembangan seni tempa di Indonesia dari masa kejayaan kerajaan-kerajaan di Indonesia, seperti keris, pedang, golok dsbnya.

11. Museum Indonesia (TMII)
Di Museum Indonesia, rombongan berkeliling di area museum. Adapun di Museum Indonesia terdiri dari 3 lantai, yaitu :
• Lantai I
Lantai I disebut juga dengan ruang Bhinneka tunggal Ika, karena menampilkan pakaian adat dan pakaian pengantin lengkap yang terdiri dari 33 provinsi di Indonesia
• Lantai II
Di lantai II bertemakan manusia dan lingkungan, seperti menampilkan benda-benda budaya di lingkungan sekitar seperti rumah tradisional, rumah tinggal, rumah ibadah dan lumbung padi. Selain itu, juga terdapat diorama mengenai upacara adat daerah seperti upacara tujuh bulan, upacara khitanan, upcara potong gigi, upacara turun tanah.
• Lantai III
Untuk ruang pamer di lantai III merupakan tempat pameran dengan tema seni dan kriya seperti, aneka kain songkket, batik, tenun, kerajinan dari bahan logam.

12. Sesudah selesai mengelilingi Museum Indonesia (TMII), peserta dibebaskan untuk istirahat, Sholat, makan di sekitar area TMII. Dan berkumpul kembali pada pukul 13.00 WIB di tempat parkir dekat Museum Indonesia.

13. Museum Pancasila Sakti
Sesampainya di Museum Pancasila Sakti, rombongan dipandu untuk mengelilingi museum dengan bapak Hasanuddin.
• Bapak Hasasnuddin pertama-tama meneritakan mengenai sejarah PKI, sejarah pemberontakan PKI dari awal hingga akhir, serta penangkapan simpatisan PKI.
• Kemudian menceritakan mengenai pemberontakan PKI yang berlangsung pada tanggal 30 September 1965. Dari mulai penculikan Jenderal-jenderal, penyiksaan, hingga pembunuhan dengan cara menembak dan memasukkan ke dalam sebuah 12 m dengan diameter 75 cm sumur maut. Di area sumur maut juga terdapat berbagai tempat saksi bisu pemberontakan PKI, seperti rumah penyikssaan yang berada di sebelah utara sumur maut. Selain tiu, juga terdapat bangunan Pos Komando yang semula merupakan rumah milik Haji Sueb dan beliau bukan merupakan simpatisak PKI. Dapur umum yang digunakan, sebelumnya merupakan rumah tinggal milik ibu Amroh warga penduduk Lubang Buaya.
• Setelah mengelilingi area tempat pemberontakan PKI, rombongan kemudian diajak oleh pemandu memasuki Museum Paseban. Di dalam museum ini terdapat diorama mengenai sejarah pemberontakan PKI. Setelah melihat dioarama yang terdapat dalam museum, kemudian rombongan diarahkan keruang bioskop untuk menyaksikan mengenai film tentang PKI. Setelah berkunjung Museum Pancasila Sakti, rombongan kembali ke hotel lagi.

14. Pada hari Selasa, 12 Mei 2015 peserta pelatihan sudah Check out dari hotel dan bersiap-siap berangkat menuju ke Museum Bank Indonesia yang terletak di kawasan kota lama Jakarta.

15. Museum Bank Indonesia
Rombongan peserta pelatihan tiba di Museum Bank Indonesia pada pukul 08.30 WIB. Bangunan Museum Bank Indonesia merupakan bangunan peninggalan De Javasche Bank yang dibangun pada tahun 1828. Di dalam Museum Bank Indonesia, para rombongan dapat melihat perjalanan sejarah bangsa yang dimulai sejak kedatangan bangsa barat di Nusantara hingga terbentuknya Bank Indonesia. Display yang ditampilkan di dalam museum cukup bagus dan menarik. Penggunaan televisi layar lebar yang memungkinkan para pengunjung dapat melihat dengan detail sejarah perbankan di Indonesia. Selain itu, diorama yang disajikan juga cukup menarik dengan pemanfaatan audio serta tata pencahayaan yang baik. Hal itu juga didukung dengan suasana yang nyaman didalam museum, sehingg pengunjung dapat lebih menikmati koleksi di Museum Bank Indonesia.

Selain itu, di dalam Museum Bank Indonesia juga dapat dijumpai berbagai koleksi benda-benda bersejarah pada masa sebelum terbentuknya Bank Indonesia, seperti pada masa kerajaan-kerajaan Nusantara antara lain berupa koleksi uang, dan yang paling banyak digunakan untuk berfoto adalah brangkas yang berisi emas batangan
Rombongan disambut perwakilan dari Museum Bank Indonesia yaitu, Ibu Hasti dan Pak Iyok. Pak Iyok menyampaikan mengenai sejarah perbankan di Indonesia baik secara umum maupun khusus tentang perbankan.

A. Pertanyaan Pertama
• Pertanyaan pertama dari Pak Saptana
1. Mengenai Fungsi bank dalam kebijakan, peredaran uang, monitoring dan maintenance
2. Peran Bank Indonesia
• Dijawab oleh Pak Iyok
Terkait fungsi dan peran bank sendiri meliputi pengembangan kelembagaan, kebijakan kredit perbankan, pemberian bantuan teknis, persuasi/himbauan, serta kerjasama dengan pemerintah
B. Pertanyaan Kedua
• Pertanyaan ke dua dari Pak Hendra
1. Pertanyaan terkait BLBI dengan bank-bank di Indonesia
2. Terkait bahan dasar pembuatan uang
• Dijawab oleh Pak iyok
1. Karena bank-bank di Indonesia kesulitan dana pada waktu krisis, imjf meminta bank Indonesia untuk mencabut ijin 16 bank di Indonesia
2. Terkait bahan dasar pembuatan uang, Peruri belum bisa memproduksi bahan dasarnya, dan untuk sementara masih mengambil bahan dasar uang dari perusahaan lain/impor.
C. Pertanyaan Ke tiga
• Pertanyaan ke 3 dari Pak Kariyono
1. Terkait dana yang cair dari BI
• Dijawab oleh Pak Iyok
Total yang disalurkan ke 48 bank sebesar Rp. 147 triliun, namun berdasarkan audit dari BPK terjadi penyimpangan dana sebesar Rp. 138 Triliun. Sehingga bank diberikan dana tersebut dari pemerintah dan nantinya diberikan waktu untuk proses pelunasannya. Namun pada kenyataannya tidak semua bank mengembalikan dana BLBI tersebut. Jadi pada intinya, bank-bank yang diberi pinjaman tersebut harus mengembalikan dana BLBI.
D. Pertanyaan Ke empat
• Pertanyaan ke 4 dari Bu Nanik
1. Bagaimana prosedur pengajuan proposal kegiatan ke Bank Indonesia
• Dijawab oleh Pak Iyok
Bagi masyarakat yang ingin mengadakan kegiatan apapun, dapat mengajukan proposal kegiatannya ke Bank Indonesia di daerah masing-masing dengan rincian kegiatan yang akan diajukan, biaya untuk kegiatan.

16. Museum Kawasan Kota lama Jakarta
Setelah mengunjungi Museum Bank Indonesia, rombongan dibebaskan untuk memilih museum di kawasan kota lama Jakarta (Museum Sejarah Jakarta, Museum Wayang, Museum Seni Rupa dan Keramik, Museum Bahari, serta beberapa tempat/bangunan di sekitar kawasan kota lama Jakarta). Dan peserta rombongan berkumpul kembali pukul 13.00 WIB di tempat parkir bus Museum Bank Indonesia, untuk melanjutkan perjalanan ke Museum benteng Heritage.

17. Museum Benteng Heritage
Rombongan dibagi 2 kelompok, dengan masing-masing kelompok dengan jumlah 20 orang dengan 1 pemandu dimasing-masing kelompok. Kelompok pertama dengan 20 orang peserta didampingi oleh mbak Suci untuk berkeliling di dalam Museum Benteng Heritage dengan durasi kurang lebih 45 menit. Sedangkan kelompok lainnya mengunjungi Klenteng Boen Tek Bio yang lokasinya berdekatan dengan Museum Benteng Heritage. Kunjungan ke klenteng Boen Tek Bio didampingi oleh Bapak Budi yang merupakan salah satu pengurus Yayasan Boen Tek Bio. Setelah rombongan kelompok kedua selesai mengunjungi Klenteng, kemudian dilanjutkan ke Museum Benteng Heritage dan diterima oleh mas Bo Yan yang merupakan pemandu di Museum benteng Heritage. Di ruang lantai 1, diceritakan mengenai sejarah bangunan Museum Benteng Heritage, serta beberapa bangunan di sekitar museum yang merupakan satu kawasan kampong pecinan peranakan.

Kemudian di ruang lantai 2, kita dapat menjumpai layar monitor flat yang menyuguhkan video perjalanan sejarah awal mula kecap benteng serta bentuk botol yang pernah ada diproduksi. Kecap benteng merupakan kecap manis pertama kali yang diproduksi setelah dibawa oleh saudagar dari Tiongkok. Ternyata kecap manis hanya ada di Indonesia yang sengaja dibuat menyesuaikan cita rasa orang jawa yang lebih menyukai rasa manis. Kalau di Tiongkok yang ada hanyalah kecap asin.

Selain itu, juga dapat dijumpai benda-benda peninggalan serta replika kapal yang digunakan armada Cheng Ho (Zheng He) saat mengejar buronan hingga sebagian rombongan dibawa mendarat di Teluk Naga oleh pimpinan Chen Ci Lung. Rombongan ini lah yang diyakini sebagai nenek moyang penduduk Tionghoa Tangerang (Cina Benteng). Ada juga alat hitung sempoa, feng shui, hingga alat hisap opium yang digunakan dahulu. Kemudian juga ada pintu ajaib yang menjadi akses ke beranda lantai 2. Pemandu menantang beberapa peserta untuk membuka pintu tersebut setelah ditutup dan kunci. Ada bebrapa peserta yang mencoba untuk menarik dan mendorong baik secara halus maupun agak kencang tetapi tidak bisa dibuka. Ternyata ada cara khusus untuk membukanya, yaitu dengan menarik tuas yang ada di dalam pengunci. Setelah mencoba kembali, peserta berhasil membuka pintu tersebut. Di salah satu sudut display dapat dijumpai sebuah sepatu yang mungil dan kecil yang digunakan perempuan elit atau masyarakat kaya China.
Di lantai 2 juga dapat dilihat relief potongan cerita Sam Kok yang berada di sisi pinggir atap. Tidak sembarang rumah boleh dipasangi relief itu, apalagi relief itu dibuat dengan teknik kriya kayu dan tempelan keramik yang sulit. Dan bisa dipastikan kalo bangunan Museum Benteng Heritage merupakan salah satu rumah penting.

18. Perjalanan dari Museum Benteng Heritage menuju ke Stasiun Pasar Senen, perwakilan dari peserta pelatihan yaitu Ibu Chatarina. Beliau menyampaikan ucapan terimakasih ke Dinas Kebudayaan DIY karena sudah memfasilitasi guru-guru mata pelajaran sejarah tingkat SMU untuk mengunjungi ke berbagai tempat bersejarah khususnya di Jakarta.

19. Perjalanan pulang dari Jakarta-Yogyakarta pukul 21.45 WIB dengan kereta api Bogowonto, dan sampai di Yogyakarta pada pukul 06.00 WIB.


Dilaporkan oleh

Yashika Sidik Pradhana, S.S.

Ayo Jelajahi Museum!

klik untuk melihat map