Telp. (0274) 562628 Fax. (0274) 564945
English Bahasa Indonesia

"Pemanfaatan Sumber Daya Geologi pada Masa Mataram Islam" Museum Sejarah Purbakala Pleret road to Museum Geologi Bandung


event 20 November 2017

Dinas Kebudayaan DIY  Bidang Permuseuman melaksanakan pameran termporer di Museum Geologi Bandung pada tanggal 28 Oktober – 2 November 2017 dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda yang digelar oleh Museum Geologi Bandung. Pameran ini diikuti oleh Museum Sejarah Purbakala Pleret dengan mengangkat tema Pemanfaatan Sumber Daya Geologi pada Masa Mataram Islam. Museum Sejarah Purbakala Pleret memamerkan koleksi dua replika umpak, batu putih, dan bata merah. Disamping itu juga membawa dua hologram sebagai bentuk visuaslisasi koleksi-koleksi yang dipamerkan. Koleksi yang dibawa antara lain:

  1. Keris temuan asli dari Masjid Ngeksigondo Kraton Pleret dan keris-keris yang lazim digunakan pada zaman Amangkurat I. Keris-keris tersebut dipamerkan dengan tujuan masyarakat sekitar dan pengunjung stand bisa menikmati dan menyelami keagungan hasil karya nenek moyang kita dalam mencipta sebuah seni Kriya Logam. Hal itu bisa dilihat dari keutuhan keris yang sudah terpendam selama ratusan tahun namun tetap bertahan. Hal tersebut akan membawa imajinasi pengunjung untuk dapat menvisualisasikan keahlian Mpu keris zaman Kraton Pleret.
  2. 3D Hologram yang dipergunakan untuk merekonstruksi keris hasil temuan ekskavasi pada tahun 2010 di Situs Kauman Pleret. 3D hologram dipergunakan untuk mempermudah penyampaian informasi mengenai keris kepada masyarakat, karena keris yang ditemukan dalam kondisi yang sudah tidak utuh lagi, jadi dibutuhkan sentuhan teknologi untuk memamerkannya. 
  3. 3D hologram yang menampilkan proses penyusunan bata raksasa yang digunakan sebagai kontruksi benteng Kraton Pleret. Di samping, menampilkan proses tersebut 3D hologram juga menampilkan rekonstruksi dari kondisi benteng cepuri Kraton Pleret beserta kompleks kraton yang ada di dalamnya. Seperti pada poin “c” di atas, 3D hologram sangat membantu dalam proses imajinasi pengunjung mengenai kondisi dari Kraton Pleret.
  4. Replika bata merah raksasa dan batu. Bata maerah ini merupakan tiruan dengan perbandingan ukuran 1 : 1 dengan bata aslinya. Replika tersebut mencoba menggambarkan tentang kemegahan benteng cepuri Kraton Pleret yang memiliki tebal bawah 2,8 m dan tebal atas sekitar 1,5 m. Sedangkan replika batu putih, menggambarkan tentang kondisi dari lantai sebuah bangunan (dalam hal ini situs Masjid Agung Kauman Pleret).
  5. Bata merah raksasa asli dan batu putih asli. Kedua koleksi ini dibawa untuk membuktikan kemegahan dari Kraton Pleret. Walaupun keduanya sudah mengalami kerusakan setidaknya kerusakan tersebut menggambarkan bagaimana perjalanan dari pasang dan surutnya kisah Kraton Pleret. Sebagai pendukung bukti kemegahan, dibawa juga koleksi berupa bata merah buatan masa sekarang yang ukurannya jauh lebih kecil dari bata merah era Kraton Pleret.

Selama pameran di Museum Geologi Bandung, sambutan pengunjung pameran sangat baik, bahkan cenderung antusias. Karena masyarakat tertarik dengan sejarah kerajaan Mataram Islam yang ada di Yogyakarta. Ketertarikan pengunjung dilihat dari banyaknya masyarakat yang bertanya mengenai besarnya batu bata yang dibuat oleh masyarakat pada masa itu. Batu bata merah yang besar tersebut di buat untuk digunakan membuat tembok benteng kraton. Sehingga selama pameran di Museum Geologi Bandung tidak pernah sepi dari pengunjung, karena pengunjung selalu menyempatkan untuk melihat pameran yang ada di stand milik Museum Sejarah purbakala Pleret Bantul Yogyakarta.

 

Ayo Jelajahi Museum!

klik untuk melihat map