Di awal tahun 2018, tepatnya mulai tanggal 9 Februari 2018, Sahabat Museum Dewantara Kirti Griya sebagai
komunitas yang mendukung keberadaan Museum Dewantara Kirti Griya (MDKG) , meluncurkan 2 program
hampir bersamaan. Programnya yaitu Sedekah Mben Jumat & Senam Mben Minggu. Program-program ini
menyasar ke khalayak menengah kebawah utamanya warga di sekitar MDKG. Kedua program ini rutin
diselenggarakan seminggu sekali di hari Jumat & Minggu.
Gagasan program Sedekah Mben Jumat sejalan dengan fungsi Sahabat MDKG yang mempunyai tugas
membumikan konsep & pemikiran Ki Hadjar Dewantara (KHD) sebagai asset museum yang tidak terlihat
(intangible asset). Seperti ditulis dalam riwayat beliau di masa mudanya memiliki sahabat bernama Sariman
yang tidak dapat ikut serta sekolah bersamanya karena perbedaan kelas sosial. Hal inilah salah satu sebab yang
juga mendorong Ki Hadjar Dewantara menanggalkan gelar kebangsawanannya, yang dianggap beliau
mengkotak-kotak rakyat dan menghambat kemajuan pendidikan bangsa. Watak egalitarian KHD ini
diterjemahkan ulang oleh Sahabat MDKG dalam konsep sedekah kreatif dengan mengundang para tukang becak
& dhuafa sekitar MDKG makan siang gratis bersama-sama dalam suasana prasmanan guyub di Café Museum.
Dikatakan kreatif karena sasarannya tidak hanya kepuasan rohani bersedekah saja tetapi berfungsi ganda
sekaligus, dimana tim Sahabat MDKG bekerjasama dengan Edukator MDKG mengedukasi khususnya para tukang
becak untuk lebih bisa bercerita tentang keberadaan MDKG di Yogyakarta. Pengetahuan ini penting untuk dapat
mengajak wisatawan yang ditemui agar berkunjung ke MDKG. Selain itu setiap tukang becak juga dibagikan
buku kecil yang mencatat perolehan tamu ke MDKG dan di akhir bulan diberi insentif khusus kepada mereka.
Dalam program Senam Mben Minggu, halaman di depan MDKG yang menyatu dengan pendapa Agung
Tamansiswa, dibuka lebar untuk umum. Masyarakat berdatangan dari warga sekitar untuk mengikuti senam
pagi dimulai jam 06.00 sd 07.30 wib. Guru senam disediakan oleh tim Sahabat MDKG, dan saat ini sedang
dikembangkan iringan senam yang mengandung unsure tembang dolanan anak khas Tamansiswa yang iramanya
sesuai dengan gerakan-gerakan senamnya.
Hal ini semua digagas oleh Sahabat MDKG untuk menghilangkan stigma bahwa Museum Tamansiswa,
Dewantara Kirti Griya yang keberadaannya di lingkungan Pendapa Agung Tamansiswa adalah sebuah menara
gading yang tidak mampu dijangkau warga sekitar yang seakan berjarak dengan keberadaan Tamansiswa di
lingkungan mereka. Ki Hadjar Dewantara adalah milik rakyat semua, bukan hanya milik Tamansiswa. Dan
Tamansiswa adalah rakyat itu sendiri, rakyat yang sejak dulu berjuang untuk pendidikan dari kemampuan
dirinya sendiri dan untuk dirinya sendiri bagi keberdayaan, kemandirian, kemajuan dan kesejahteraan bangsa.
Salam & Bahagia!